Kerlap kerlip lampu lalu lintas menghiasi kota yg sedang terlelap di gelapnya malam. Lampu lampu itu terlihat begitu indah dari lantai 20 apartement.
Aku selalu menghabiskan malam di tempat favoritku ini, branda apartement yg lokasi apartement berada di tengah kota.
Dari sini aku bisa melihat tempat tempat dimana kringat ku menetes dalam memperjuangkan hidup.
Ya, di sebrang jalan besar tepat behadapan apartement ini, terdapat sebuah café yg tak pernah sepi pengunjung, café beranekan minuman dan makanan dengan berbagai jenis kopi sebagai hidangan unggulan café juga diiringi live music beraliran rock alternative dari berbagai jaman, membuat café ini menarik bagi pengunjung sekaligus penggemar rock, selain itu letaknya yg di tengah kota dan design ruangan yg elegan membuat café ini juga banyak di datangi oleh pengunjung.
"Om, kopinya satu" teriak supir metromini, "siap bang" saut ku, sambil melepaskan tas, aku bergegas mengambil cangkir kopi.
"Baru pulang nak" Tanya Om Hendri, sang pemilik warung kepadaku. "Ya pak, maaf terlambat karna tadi ada kuliah tambahan," Percakapan 5 th lalu di café ini, saat itu café ini adalah warung kopi lesehan di depan ruko pigir jalan, kebetulan ruko tersebut belum ada penyewanya.
Warung pak Hendri biasanya di jadikan berkumpulnya para supir metromini, ojek, ojek online. Rombong ringkih yg di bangun dari kayu kayu bekas dan tua ini.
Saat itu aku datang dari kampung untuk melanjutkan pendidikan Sarjanaku, kebetulan aku mendapatkan beasiswa di Universitas ternama kota ini, karna keterbatasan biaya aku tak bisa menyewa sebuah kamar untuk tinggal.
Selama beberapa minggu aku tidur di sebuah masjid dekat kampusku sampai ahkirnya aku berkenalan dengan pak Hendri saat menunaikan ibada di masjid itu dan setelah mendengar cerita serta melihat perjuangan ku juga mendengar masukan dari pengurus masjid tentang prilaku ku selama tinggal di majid yg rajin membantu membersikan masjid selepas kegiatan perkuliaan, hati kecil pak Henri terketuk, ahkirnya pak Henri menawarkan untuk tinggal di rumahnya yg tak jauh dari masjid dan kampusku.
Aku tak berbikir panjang untuk menerima tawaran pak Henri, karna aku memang sangat membutuhkan privasi, tempat tenang agar aku dapat fokus belajar demi cita cita ku, lulus dengan mendapatkan gelar sarjana dengan cepat.
*Bersambung* Br/Pr
Membaca adalah salah satu cara untuk mengisi ruang di otak kita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar