Minggu, 15 Januari 2017

[History] PKI Sidoarjo

Di Artikel pertama Blog Dua Renjana, saya akan membawa pembaca flashback Sejarah Indonesia pada kejadian pemberontakan PKI th 1965.

Jika kita mendengar atau membaca tulisan PKI pasti kata kata pertama yg keluar dari kepala kita adalah pemberontakan. Ya, benar PKI adalah sebuah organisasi atau partai buruh yg menganut Ideologi komunis yg dahulu bernama ISDV didirikan pertama kali oleh Henk Sneevliet dengan mengusung ideologi Marxisme dan sosialis.

Tepatnya pada tanggal 5 Agustus th 1919 dalam konggres Komunis internasional di Moskow, Lenin menyerukan keseragaman nama untuk semua gerakan Komunis diseluruh dunia, ini yg mendorong organisasi  ISDV ( Indies Social Democratic Association ) mengubah namanya menjadi Partai Komunis Hindia Belanda yg lebih di kenal namanya sekarang dengan PKI.

Pada kepemimpinan Musso, pemberontak PKI pertama kali melakukan serangannya di tahun 1926, namun dapat di patahkan oleh pemerintahan penjajah Hindia Belanda,Musso dan Alimin tertangkap dan di asingkan

Musso kembali dari pengasingannya ke Tanah air pada tgl 11 Agustus 1948 melewati jalur Jogyakarta. Pada tgl 5 September 1948 di Madiun, Musso meproklamasikan kemerdekan PKI dan menyarankan Republik Indonesia merapat ke pangkuan Uni Siovet, Namun pada tgl 30 September 1948 pembrontakan PKI dapat di hentikan oleh Militer, ini di tandai dengan tebunuhnya Pimpinan tertinggi PKI Musso.

Di tahun 1951 di bawah kepemimpinan DN Aidit PKI organisasi komunis di Indonesia berkembang menjadi salah satu organisasi komunis terbesar di dunia setelah Uni Siovet dan Tingokok, memiliki hampir 20 jt pengikut.D,N Aidit  mengembangkan sejumlah gagasan diantaranya dengan mendirikan berbagai kelompok seperti Pemuda Rakyat, Garwani, Barisan Tani Indonesia (BTI) dan Lenkra (kelompok para seniman)

PKI mencapai puncak kejayaannya pada tahun 1965, menjadi partai terbesar di Indonesia dan semakin berani memperlihatkan kencenderungan pada kekuasaan,

Saya tertarik untuk mengali kembali kejadian pemberontakan PKI di daerah tempat tinggal saya Sidoarjo.
Gayung pun bersambut, salah seorang atasan di tempat saya bekerja, adalah cucu dari seorang anggota TNI yg bertempat tinggal di Kampung yg sebagian besar penduduknya adalah anggota PKI.

Keluarganya bisa di katakan merupakan salah satu saksi Sejarah keperkasaan PKI pada saat itu, dimana gagasan D,N Aidit dalam pembentukan kelompok organisasi PKI di aplikasikan dengan baik oleh anggota anggota di seluruh Jawa tak terkecuali di Sidoarjo.

Semua masyarakat yang terhimpun dalam organisasi komunis PKI berbondong bondong melakukan perampasan Tanah milik pemerintah dan milik perorangan, untuk di bagi bagikan kepada kaum buruh dan tani (anggota PKI), mereka tidak segan untuk membantai siapa pun yg melawan mereka, dengan berpegang dari slogan (Slogan milik Lenin)  yang selalu diteriakan D,N Aidit di setiap pidatonya, "Siapa yg bersebrangan dengan kita mereka adalah musuh kita".

Tidak sampai di situ saja, mereka juga memaksa penduduk sekitarnya untuk masuk menjadi anggota organisasi PKI, dengan ancaman, warga yg tidak sepaham Rumahnya akan di bumi hanguskan. Kebetulan kakek narasumber saya adalah seorang anggota TNI (sebut saja namanya pak Sukirman), beliau tidak takut atas ancaman tersebut,ketegangan ketengan terjadi di mana mana, kondisi saat itu kacau balau, PKI melakukan intimidasi terhadap semua warga desa sehingga warga ketakutan tidak ada yg berani keluar rumah,bahkan ada yg secara terpaksa mengikuti kemauan PKI di rekut menjadi tentara kelima bentukan PKI dan yg wanita menjadi pasukan Gerwani, tak banyak pula yg pergi meninggalkan kampung bersama keluarganya guna mengamankan diri mereka.


*** 
bersambung 



Br/Pr

3 komentar:

  1. Tolong Kasih Sumber lebih detail mengenai pki disidoarjo, apakah arsipnya tentang pki di Sidoarjo itu ada.... Tolong dicantumkan

    BalasHapus
  2. Sebelumnya, saya ucapkan terima kasih atas attentions mbak Firda yg sudah meluangkan waktu untuk membaca tulisan saya di blog kami dua renjana.
    di karenakan saya harus menghormati hak dari nara sumber saya, yg dimana ia meminta tidak di cantumkan nama dan alamat keberadaan aslinya, jadi saya sebagai penulis tidak dapat memenuhi permintaan mbak Firda
    Di artikel ini juga, saya hanya menggambarkan sejarah bukan mengungkapkan sejarah, jadi tidak ada sumber pasti dan arsip seperti yg di inginkan mbak Firda, ini pyur hanyalah cerita turun menurun dari seorang kakek ke pada cucunya


    MOhon maaf sebesar besarnya

    Br

    BalasHapus
  3. Istri dan anak dari kakek saya di bunuh pada waktu itu tepatnya di daerah Krembung Sidoarjo . Dan kakek saya masih selamat karena ia melarikan diri sampai ke gunung dan bergerilya di kebun kebun . Dan tahun kemaren kakek saya meninggal dunia . Semoga amal dan ibadahnya diterima di sisi Allah SWT dan di tempatkan bersama anak dan istrinya yg terbunuh oleh kekejaman PKI di tempat yang terbaik di sisi nya amin

    BalasHapus