Hai! Lama ya vakum. Lama banget nggak nulis disini
Now I’ll try to catch
up a bit.
Udah pernah ke Jogja? Kalo ke Jogja paling beken ke
Prambanan, Borobudur, atau yang lagi beken sekarang Gereja Ayam ya?
Kita pasti tau ya kalau Jawa Tengah itu banyak candinya.
Selain big two temples Borobudur dan
Prambanan, ada juga candi Mendut, Candi Pawon, dan beberapa candi lainnya. Nah
Kali ini saya pengen banget kasih tau satu candi yang letaknya lumayan effort untuk menggapainya, tapi nggak
bakalan rugi deh kalo kesana. Namanya candi Selogriyo.
Candi ini letaknya kira-kira 30km dari Borobudur. Ya sekitar
1-1,5 jam berkendara motor. Berbekal kitab suci penjelajah, lonely planet, akhirnya kita bergerak
menuju Selogriyo dari Borobudur. Sumpah demi apapun, jalan menuju Selogriyo ini
cakep bener deh. Asri, dingin, sepi, asik, seru lah pokoknya.
First trial, kita
berangkat menuju sana pukul 3 sore, karena ingin agak sedikit teduh biar nggak
panas-panasan gitu. Eh ternyata ujan. Akhirnya esok hari kita balik lagi, berangkat
jam 6 pagi. It’s really worth it. Berangkat
masih adem, seger, sejuk, enak deh pokoknya. Berbekal gmaps dan juga peta wisata yang ditulis tangan oleh pemilik tourist center, kami menghabiskan waktu
kira-kira satu setengah jam. Bukan karena terlalu jauh, tapi kami terlalu asik
menikmati pemandangan sepanjang jalan menuju Selogriyo.
Tujuan kita satu, Candi Selogriyo! Tapi sepanjang perjalanan
kita disuguhkan pemandangan pagi yang aduhai rugi kalau nggak dinikmati. Sepanjang
jalan terhampar sawah dengan gunung khas gambar anak TK se Indonesia,
jalananpun sepi tak sepadat Jogjakarta, indah pokoknya. Hingga akhirnya
mendekati tujuan, kami berhenti sejenak karena melihat terasering ala Ubud Rice field. Waktu itu padinya
sedang hijau jadi semakin menyegarkan mata yang memandang. Hamparannya luasssss
sekali.
Mendekati lokasi candi, jalanan menanjak. Seperti jalan desa
di gang keci, yang tanjakannya nggak kira-kira tingginya. Jadi yang kesana naik
mobil, udah bisa dipastikan harus parkir lebih kebawah dibandingkan dengan yang
membawa motor. Motor masih bisa diparkir diatas. Yaa kira-kira 300 meter lebih
keatas lah ya. Parkir disana harganya 5ribu. Seperti seikhlasnya aja sih.
Kemudian kita turun dari motor dan mulai berjalan. 500 meter
kemudian ada gapura bertuliskan Candi Selogriyo. Oh wow, akhirnya kita sampai
juga setelah perjalanan panjang. Ada ticketing
box yang berharga 10ribu. Kebanyakan yang datang kesana (jika itu WNA),
mereka ditemani pemandu lokal. Bad luck
for me, saya datang dengan suami dan sahabat suami yang kebetulan WNA
semuanya, dan saya dikira tour guide
nya. Mbak penjaga tiketnya keukeh kalau bayarnya dua saja, bukan tiga karena
saya guidenya. Hemmm padahal mereka yang nunjukin ke saya soal destinasi ini.
sedih ya. Tapi tetep bayar untuk 3 orang, yang setelah saya cek tiketnya
ternyata bertuliskan tiket masuk untuk wisatawan asing, yang mana itu lokal gratis
uuuhhh (nyesel deh ngotot minta bayar haha).
parkirnya didepan tembok grafiti ini
perjalanan menuju candi
Nah mulailah kita berjalan. Kita kira sih deket ya dari
gapura selamat datang itu, sampai 10 menit jalan ‘kok nggak keliatan ya
candinya’. Bertanyalah kita kepada mas-mas bapak-bapak yang sedang mengurus
sawah mereka. ‘Pak, candi selogriyo nya dimana ya?’, dalam hati juga mikir ‘ini
beneran kan kita kearah yang bener?’. Mereka mengatakan jalan terus saja, nanti
ada tangga menuju candi. Ya sudah berjalanlah kita bertiga menuju candi yang
katanya ‘deket’. Ternyata sepanjang jalan menuju candi, ahhh nggak bisa
diungkapin dengan kata-kata deh, lirik aja fotonya dibawah ini ya
Yang katanya deket tadi ternyata kita juga masih jalan kaki
30 menit saudara-saudaraaa!! Tapi tenang, worth
it banget kok.
Akhirnya kita melihat tangga menuju puncak gemilang
cahaya mengukir cita seindah asa candi. YEAYYYYY NYAMPE!!!! Alamak ternyata
naek tangganya masih 5-10 menit lagi, semakin lah menanjak. Ini perjuangan ke
candi yang paling berat ah hahaha.
tangga menuju candi
Sampai diatas, masuklah kita ke kawasan candi Selogriyo.
Candinya bener-bener kecil banget, gedean juga candi pawon sama candi mendut.
Candi ini lebih mirip candi Sumberawan di Malang (ukurannya). Ada lubang, pintu
sih masuk kedalam gitu, tapi dipasang tulisan ‘dilarang pacaran didalam candi’
hahahaha ngakak beneran. Dari atas situ kita bisa liat hamparan hijau sekitar
candi, dan didekatnya masih ada air terjun juga. Dari atas pula saya mikir ‘Orang
jaman dulu kalo mau ibadah, effortnya
gede ya, kudu nanjak begini. Jauh pula dari bawah’. Jangan nanya diatas gimana
hawanya. Seger bener deh.
Ada seorang petugas diatas sana, bagian bersih-bersih dan
juga menjaga buku tamu yang harus diisi. Nama, alamat, dan juga komentar. Kami
menulis ‘second try, far, but worth to
try’. Yaiya bang, jauhhh bener ini, effort
banget kesininya.
finally arrived!
Well… untuk
candinya sih jangan harap segede Prambanan, but
it’s really worth to try! Jangan lupa maen kesana ya kalo ke Magelang😊
Pictures are taken and credit to Silverestrella
Pr/Br
Tidak ada komentar:
Posting Komentar