Senin, 19 Juni 2017

Mengintip Candi Selogriyo di Ketinggian



 

Hai! Lama ya vakum. Lama banget nggak nulis disini

Now I’ll try to catch up a bit.

Udah pernah ke Jogja? Kalo ke Jogja paling beken ke Prambanan, Borobudur, atau yang lagi beken sekarang Gereja Ayam ya?

Kita pasti tau ya kalau Jawa Tengah itu banyak candinya. Selain big two temples Borobudur dan Prambanan, ada juga candi Mendut, Candi Pawon, dan beberapa candi lainnya. Nah Kali ini saya pengen banget kasih tau satu candi yang letaknya lumayan effort untuk menggapainya, tapi nggak bakalan rugi deh kalo kesana. Namanya candi Selogriyo. 

Candi ini letaknya kira-kira 30km dari Borobudur. Ya sekitar 1-1,5 jam berkendara motor. Berbekal kitab suci penjelajah, lonely planet, akhirnya kita bergerak menuju Selogriyo dari Borobudur. Sumpah demi apapun, jalan menuju Selogriyo ini cakep bener deh. Asri, dingin, sepi, asik, seru lah pokoknya.

 

 

First trial, kita berangkat menuju sana pukul 3 sore, karena ingin agak sedikit teduh biar nggak panas-panasan gitu. Eh ternyata ujan. Akhirnya esok hari kita balik lagi, berangkat jam 6 pagi. It’s really worth it. Berangkat masih adem, seger, sejuk, enak deh pokoknya. Berbekal gmaps dan juga peta wisata yang ditulis tangan oleh pemilik tourist center, kami menghabiskan waktu kira-kira satu setengah jam. Bukan karena terlalu jauh, tapi kami terlalu asik menikmati pemandangan sepanjang jalan menuju Selogriyo.

  

 

Tujuan kita satu, Candi Selogriyo! Tapi sepanjang perjalanan kita disuguhkan pemandangan pagi yang aduhai rugi kalau nggak dinikmati. Sepanjang jalan terhampar sawah dengan gunung khas gambar anak TK se Indonesia, jalananpun sepi tak sepadat Jogjakarta, indah pokoknya. Hingga akhirnya mendekati tujuan, kami berhenti sejenak karena melihat terasering ala Ubud Rice field. Waktu itu padinya sedang hijau jadi semakin menyegarkan mata yang memandang. Hamparannya luasssss sekali.

 

 

 

Mendekati lokasi candi, jalanan menanjak. Seperti jalan desa di gang keci, yang tanjakannya nggak kira-kira tingginya. Jadi yang kesana naik mobil, udah bisa dipastikan harus parkir lebih kebawah dibandingkan dengan yang membawa motor. Motor masih bisa diparkir diatas. Yaa kira-kira 300 meter lebih keatas lah ya. Parkir disana harganya 5ribu. Seperti seikhlasnya aja sih.

 

 

 

Kemudian kita turun dari motor dan mulai berjalan. 500 meter kemudian ada gapura bertuliskan Candi Selogriyo. Oh wow, akhirnya kita sampai juga setelah perjalanan panjang. Ada ticketing box yang berharga 10ribu. Kebanyakan yang datang kesana (jika itu WNA), mereka ditemani pemandu lokal. Bad luck for me, saya datang dengan suami dan sahabat suami yang kebetulan WNA semuanya, dan saya dikira tour guide nya. Mbak penjaga tiketnya keukeh kalau bayarnya dua saja, bukan tiga karena saya guidenya. Hemmm padahal mereka yang nunjukin ke saya soal destinasi ini. sedih ya. Tapi tetep bayar untuk 3 orang, yang setelah saya cek tiketnya ternyata bertuliskan tiket masuk untuk wisatawan asing, yang mana itu lokal gratis uuuhhh (nyesel deh ngotot minta bayar haha).

 
parkirnya didepan tembok grafiti ini

 
 perjalanan menuju candi

 

 
 
 

 Nah mulailah kita berjalan. Kita kira sih deket ya dari gapura selamat datang itu, sampai 10 menit jalan ‘kok nggak keliatan ya candinya’. Bertanyalah kita kepada mas-mas bapak-bapak yang sedang mengurus sawah mereka. ‘Pak, candi selogriyo nya dimana ya?’, dalam hati juga mikir ‘ini beneran kan kita kearah yang bener?’. Mereka mengatakan jalan terus saja, nanti ada tangga menuju candi. Ya sudah berjalanlah kita bertiga menuju candi yang katanya ‘deket’. Ternyata sepanjang jalan menuju candi, ahhh nggak bisa diungkapin dengan kata-kata deh, lirik aja fotonya dibawah ini ya 


 

 

 

Yang katanya deket tadi ternyata kita juga masih jalan kaki 30 menit saudara-saudaraaa!! Tapi tenang, worth it banget kok. 

 

Akhirnya kita melihat tangga menuju puncak gemilang cahaya mengukir cita seindah asa candi. YEAYYYYY NYAMPE!!!! Alamak ternyata naek tangganya masih 5-10 menit lagi, semakin lah menanjak. Ini perjuangan ke candi yang paling berat ah hahaha.

 
tangga menuju candi

 

Sampai diatas, masuklah kita ke kawasan candi Selogriyo. Candinya bener-bener kecil banget, gedean juga candi pawon sama candi mendut. Candi ini lebih mirip candi Sumberawan di Malang (ukurannya). Ada lubang, pintu sih masuk kedalam gitu, tapi dipasang tulisan ‘dilarang pacaran didalam candi’ hahahaha ngakak beneran. Dari atas situ kita bisa liat hamparan hijau sekitar candi, dan didekatnya masih ada air terjun juga. Dari atas pula saya mikir ‘Orang jaman dulu kalo mau ibadah, effortnya gede ya, kudu nanjak begini. Jauh pula dari bawah’. Jangan nanya diatas gimana hawanya. Seger bener deh.

Ada seorang petugas diatas sana, bagian bersih-bersih dan juga menjaga buku tamu yang harus diisi. Nama, alamat, dan juga komentar. Kami menulis ‘second try, far, but worth to try’. Yaiya bang, jauhhh bener ini, effort banget kesininya. 

 
finally arrived!

Well… untuk candinya sih jangan harap segede Prambanan, but it’s really worth to try! Jangan lupa maen kesana ya kalo ke Magelang😊


Pictures are taken and credit to Silverestrella 

Pr/Br 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar