Kamis, 23 Februari 2017

[F] Belajar Bahasa Asing Dibilang Nggak Nasionalis?



taken from google, as the source shows in picture

Kamu suka belajar Bahasa asing? Terutama Bahasa selain Bahasa Inggris? Dan ada orang yang meremehkan kamu dan bilang, ‘Ngapain belajar Bahasa asing, emang Bahasa Indonesia kamu udah bener? Dasar nggak nasionalis. Golongan kumpeni kamu’. Pernah kah kalian mendengar hal seperti itu? Jika memang iya, tenang saja. Jangan berkecil hati. Itu hanya sifat iri teman kalian yang tidak mampu berbahasa asing seperti kamu. 

Otak manusia yang tidak cakap berbahasa asing biasanya otak para eksakta. Itu nggak salah kok, memang begitu adanya. Otak kanan dan kiri mereka tidak seimbang, sehingga otaknya hanya bergerak ke satu sisi saja. Begitu pula sebaliknya, orang yang mahir dalam Bahasa asing dan seni, bisa jadi sangat membenci dunia yang berhubungan dengan eksakta. Tapi, itu tidak semuanya. Saya orang eksakta yang sangat mencintai Bahasa asing (suka belajar Bahasa asing). 

Beberapa kalipun diejek dan diremehkan teman satu angkatan karena belajar Bahasa asing. Katanya, dibodohin kumpeni. Yang mereka sering jadikan senjata adalah ‘kamu belajar Bahasa asing, emang Bahasa Indonesia kamu udah bener? Bahasa Indonesia ujian aja dapet 60, gitu kok bangga belajar Bahasa asing’. Kata tersebut, adalah perkataan orang kerdil. Kenapa saya bilang orang kerdil? Karena mereka hanya mau hidup dalam tempurung kecil mereka yang berada di zona nyaman mereka. Mereka nggak terlalu berani untuk keluar dari dunia kecil mereka. Selain itu, mendapatkan nilai ujian sempurna dalam tes Bahasa Indonesia adalah bukan patokan kita menjadi nasionalis apa tidak. 

Sejauh ini saya baru menguasai Bahasa Inggris (tentunya), Bahasa Korea, sedikit Bahasa Jerman, dan sedang belajar Bahasa Belanda. Hanya orang eksakta yang berani berbicara saja yang mendapatkan peluang berkembang lebih besar untuk maju. Seorang teman saya sedang menyelesaikan studi S3 astronominya di Jepang. Seorang teman lain baru saja selesai Magister matematika di Liverpool, Inggris. Dan masih banyak yang lainnya. Mereka mengembangkan diri mereka di dunia luar, dan kembali untuk ikut membangun negaranya. 

Hari gini nggak mau ngomong pake Bahasa asing, terutama Bahasa Inggris? Hidup aja di hutan.
Terdengar sarkasme mungkin, tapi ini sindiran bagi mereka yang TIDAK MAU belajar. Bukan yang tidak bisa. Banyak orang yang tidak bisa berbahasa asing tapi memiliki kemauan belajar yang tinggi karena mereka ingin bisa. Bahkan di kantor saya pun, Bahasa Inggris adalah Bahasa utama karena selalu digunakan untuk meeting dan berhubungan dengan affiliates  yang ada di Asia Pasifik. Karena Bahasa asing juga saya bisa diterima kerja tanpa melamar. 

Manfaat yang didapat jika menguasai Bahasa asing adalah menjadi mudah bergaul dengan orang baru. Saya pernah dijalan sedang berjalan, ada dua orang tua yang sedang bertanya alamat dalam Bahasa Inggris, tapi dengan logat yang tak seberapa bagus. Saya pun menduga kedua orang tersebut dari Korea, dan saya seketika membantu dengan menggunakan Bahasa Korea. Apakah hal ini kebetulan? Saya percaya tidak ada yang kebetulan, dankarena saya menguasai Bahasa Korea, saya pun bisa membantu kedua orang tersebut.  

Ada lagi ketika saya pergi ke Bromo dengan salah seorang teman Korea saya, ternyata kami pergi berempat. Dua orang lainnya adalah orang Belanda. Sedangkan sopir tour tidak bisa berbicara Bahasa asing. Akhirnya saya yang bertugas menjawab semua pertanyaan mereka tentang Bromo dan Indonesia. Membantukah hal tersebut? Sure it was. 

Selain itu, bisa saja kalian mendapatkan dream job tanpa usaha submit lamaran di perusahaan terutama perusahaan global. Karena kebanyakan perusahaan global menggunakan Bahasa Ingris sebagai Bahasa utama. Jelasnya kalian bisa berkomunikasi dengan orang asing dengan lancar.

Jadi intinya, ketika kamu dibilang nggak nasionalis karena belajar Bahasa asing, just fuck them off. Mereka nggak punya hak mengatakan dan menilai kenasionalismean kita kepada negeri ini. Bagaimana kalau saya mencerdaskan anak bangsa melalui Bahasa asing yang membawa didikan saya menuju impiannya, apakah hal itu bisa dibilang nggak nasionalisme? Saya tidak pernah mengajarkan untuk makar, untuk membelot dari bangsa ini. Yang ingin saya lakukan melalui Bahasa asing adalah membawa negeri ini maju untuk bisa dikenal dan lebih dihargai oleh negara lain. Bagaimana caranya untuk mengenalkan negara kita kepada dunia? Ya dengan menggunakan Bahasa asing. Bisa menggunakan tulisan, maupun secara langsung. 

Semoga para pemilik otak kerdil mempertimbangkan lagi perkataan menyakitkan mereka. Karena ucapan kalianlah yang sejatinya berpotensi memecahbelah bangsa ini. 


Pr/Br

2 komentar:

  1. Assalamu'alaikum....
    Gada yg salah kok dengan belajar bahasa asing, salah satu pesan Rosul adalah tuntutlah ilmu sampe ke negeri china...gimana bisa kuasai ilmunya klo ga belajar bahasa mereka...ok saya rasa gada yg perlu diperdebatkan soal salah dan ga salah ttg belajar bahasa asing malah saya tambahkan sangat penting untuk menguasainya.

    Dari akhi paragraf di atas saya menggunakan kata menguasai dengan maksud luas, jika kita sepaham bahwa bahasa adalah salah satu dari unsur budaya maka kita belajar bahasa asing dengan harapan menguasai bahasa atau budaya mereka untuk kita gunakan dengan baik, untuk berinteraksi dengan mereka, saling bertukar pengetahuan, melengkapi wawasan dan lain sebagainya. Krmbali ke kalimat menguasai yg disini saya artikan untuk kebaikan diri kita, banyak orang yang saya pikir tidak hanya saat belajar bahasa tapi pada ilmu2 lain pula, mereka berhasil mempelajari tapi diluar menguasai mereka malah di kuasai...sehingga muncul anggapan di masyarakat bahwa saat kita menggunakan bahasa asing musal inggris atau yg lainnya kita cenderung dianggap melupakan budaya kita sendiri...memang ga semua, saran saya kita positif dengan tidak menganggap mereka berpikiran sempit, melainkan lebih perlu kita tunjukan dan memang sudah tugas anda sebagai ahli bahasa untuk membuktikan bahwa anda menguasai bukan dikuasai dengan cara masih menunjukan jati diri budaya asal usul kita yang masih melekat, karena saya tau anda sebagai penulis dari sahabat saya rekan anda di blog ini, saya tidak meragukan budaya yg masih melekat di diri anda, namun banyak yang orang yang masih perlu di tunjukan bahwa ada orang yang menguasai bahasa atau ilmu dan masih memegang teguh budaya asal usul kita, selamat berjuang!

    BalasHapus
    Balasan
    1. waalaikumsalam,
      halo mas Oni... terima kasih kunjungannya dan komentarnya di duarenjana ya.

      iya saya juga setuju maksudnya menguasai juga bukan menguasai yang jelek2 mas, kl yang jelek2 mah bukan tujuan kita sih hehee. mengutip apa kata bung karno, kuasai bahasanya, taklukkan negerinya. tentu saja artiannya luas dong. lagian saya juga nggak kayak ibu tiri yang ada di sinetron indonesia kok hohoho

      ya meskipun nggak smua mas, tapi ini sebagai 'tamparan' halus dan pembelajaran aja sih bagi mereka, soalnya capek mas, kita yang tau jiwa nasionalisme kita masih berkibar begini, eh dgn enaknya aja mreka ngmong nggak cinta tanah air gara2 belajarbahsa asing. itu belaku buat selainn bhs inggris pula. ya skrg kl dibalikin lg, situ demen lagu2 band inggris dibilang nggak cinta tanah air mau nggak? kbnyakan sih dari mereka iri aja sih menurutku hahaha *nyinyir dikit*

      anyway, makasih ya kunjungannya. kritik sarannya di tulisan yang laen juga dinnti lho :)

      Hapus