Senin, 27 Maret 2017

[Cerpen]The Accident





 
gambar-katakata.com

‘Al! Hey!!! Where have you been?’
‘Just come back from the US. Why? Something happen?’
‘Nope, its fine. Enjoy!’

Robi, asistenku pun tidak mengetahui bahwa aku pergi ke US. Iya memang, kali ini aku tidak berisik mengumumkan jadwalku. Toh Robi juga sudah bisa diandalkan.

‘Ada apa selama aku pergi?’ tanyaku kepada Robi
‘Hmmm… kamu ini gimana sih? Si bule itu dateng terus kesini. Gue tanya dia nyariin kamu apa bukan, eh dia bilang nggak. Tapi tiap hari lho selama sebulan ini’
‘Bule siapa?’ Aku berusaha mengingat siapa bule terakhir yang kutemui di coffee shop ini
‘Ya tuhan. Al!!! yang tempo hari kamu ngobrol disini itu, sehari ato dua hari sebelum kamu minggat’
‘Ahh… siapa ya namanya dia? Lupa gue’
‘Sorry Al, kamu nggak kasih tau kita’

Hmm..kebiasaanku masih tetap sejak kecelakaan itu. Aku menjadi lupa nama orang dengan mudahnya. Mungkin salah satu sarafku untuk mengingat nama itu terjepit. Jadinya aku lebih sering lupa nama daripada wajah. It was so bad, and still it is. Yang kuingat hanya nama Robi asistenku, Mili sahabatku, dan papa angkatku. Yes. I was adopted by this un-married Indonesian guy 20 years ago.

‘Oiya Bi, papa kesini nggak?’
‘Hmmm minggu lalu sih. Gitu juga om nggak kasih tau kamu kemana. Gila tuh orang lama-lama. Suruh kawin kenapa?’
‘Huss! Ga baek’
‘Sorry Al…’

Aku kembali duduk di spot favoritku. Melakukan pekerjaanku yang terlihat sangat membosankan bagi orang lain. Tiba-tiba…

‘Hey!!! Where have you been Al? I’ve been here for a month and haven’t seen you at all’ sapa si bule yang aku lupa siapa namanya. Semakin keras ku mencoba mengingat, semakin sakit kepalaku.

‘Ohh..ya… aku abis dari US. Interview salah satu orang kece disana’
‘Kamu jurnalis?’
‘Bukan. Tapi bahkan seorang penulis pun perlu interview kan? Demi data’
‘Oh iya ya ya..tapi kenapa lama sekali?’
None of your business’ ku jawab dengan melemparkan senyumku, yang rupanya cukup membuatnya diam. Sedetik kemudian aku merasa terlalu jahat, lalu…‘Wanna have a cup of coffee?
Sure, thanks’

Double shot espresso, kami berdua memesan kopi yang sama. Kami berdua merasa butuh tamparan kafein untuk membuat mata ini terjaga. Sembari aku menceritakannya tentang aku yang tak mampu mengingat nama.

‘Jadi kamu sama sekali nggak bisa mengingat nama orang lain?’
‘Hmm..too bad. Aku hanya ingat namaku, nama Robi asistenku, mili sahabatku dan papaku. Selebihnya, aku nggak bisa. Bukan bermaksud melupakan nama orang, tapi memang kemampuan otakku untuk mengingat nama menjadi sangat lemah sejak kecelakaan itu. Rupanya kecelakaan itu memberikan trauma fisik dan psikis untukku’
‘Termasuk namaku pun kamu nggak ingat?’
Sorry, but no. So do you mind to tell me again what is your name?’
‘Hahahahha… Eric. Kamu bisa panggil aku E’
‘Oke..aku rasa aku harus menuliskannya di suatu tempat’

... to be continue ...

Pr/Br

Tidak ada komentar:

Posting Komentar