howmuchmoneytheymake.com
Bisa juga disebut Bule
Hunter. Hal ini cenderung kearah negatif. Karena mengarah ke hal negatif,
hal ini pun berdampak bagi saya (kami) yang berpasangan dengan seorang warga
asing. Para pemburu bule ini tak segan melakukan apapun demi mendapatkan sang
bule yang diimpikan. Bule yang saya tulis disini adalah kaum kaukasoid, kaum
manusia berkulit putih yang sering disebut ras paling bagus. Kaukasoid merefer pada warga eropa dan
sekitarnya.
Apa saja yang mereka
targetkan?
Nomer satu biasanya harta. Ya ya ya dong. Harta. Harta
selalu menjadi hal yang menyilaukan kebanyakan orang. Dengan asumsi jika setiap
bule adalah kaya, maka mereka memiliki banyak uang. Apa indikator kaya bagi
pemburu bule? Yang sekali di kurs-kan dollarnya bisa menjadi jutaan rupiah.
Memang, jika setiap bule bergaji tiga ribu dollar, maka sudah tentu itu akan
menjadi lebih dari 30juta rupiah. Silau kan? Tentu dong. Tapi mereka nggak
pernah tau berapa biaya hidup dinegara para bule tersebut. Sudah bisa sisa saja
sudah bagus. Apalagi dengan adanya krisis di eropa saat ini, cenderung
menyebabkan pengeluaran jauh lebih besar daripada pendapatan yang masuk. Apakah
ini terpikirkan oleh mereka? Nehi! No! Mereka mana mikir hal ini. Yang jelas
yang mereka tau, para bule sanggup berhura-hura disini.
Suka hura-hura =
indikasi kaya.
Ya tentu saja, satu bulan disini hanya menghabiskan 1/8
dari jumlah pendapatan mereka.
Masih kerdilnya pemikiran tentang kekayaan ini yang membuat
mereka ingin menjadi social climber
dengan cara praktis. Padahal berhubungan dengan bule itu tidak semudah yang
dibayangkan. Apa-apa dibayarin bule. Ya memang sih, ada beberapa bule nakal
yang sanggup membayarkan semua pengeluaran wanitanya selama disini, tapi kalau
bule itu serius, tentu saja dia menginginkan split billagar adil. Karena wanita kedudukannya sama dengan pria
dan tidak ada istilah dibayarkan lelaki, kecuali memang lelakinya yang meminta.
Barang branded pun selalu menjadi incaran para pemburu bule
ketika berkencan dengan bule. Makan di restoran mahal adalah satu kewajiban
jika berpacaran dengan bule. Ihhh, padahal bule saya doyan banget makan makanan
pinggir jalan yang katanya super enak daripada yang di mall. Mungkin bule saya
ini bule yang low profile. Nggak melulu ditempat bagus bergengsi, dimanapun
selama kita berdua nyaman meskipun murah juga kita asik-asik aja. Yang penting
nyaman, kalo bisa murah. Juara.
Selain itu, target yang lebih halus lagi adalah memperbaiki
keturunan. Well, siapa sih yang nggak
pengen punya keturunan cakep-cakep? Ya pasti mau dong ya. Tapi caranya juga
yang bener dong. Jangan mentang-mentang pengen anak yang cakep, asal comot aja
bule manapun asal mau diajak tidur dan menghamili, trus ditinggal kabur. Banyak
kok bule yang nggak bener juga. Jadi kalo pemburu bule sudah mendapatkan
buruannya, dan si bule pun hanya menginginkan one night stand atau butuh pelampiasan aja, pas dong. Mereka
berjodoh.
Para pemburu pun tak segan-segan menarik perhatian bule
dengan berbagai cara agar si makhluk kaukasoid ini jatuh ke pelukannya.
Oops..mungkin sekaligus hartanya.
Tapi bukan salah para pemburu jika memang kebanyakan orang
masih saja melihat kaum kaukasoid sebagai kaum superior yang harus dijunjung
tinggi. Dengan stereotip negatif yang masih melekat bagi pasangan bule, dengan
berat hati kamipun yang menemukan pasangan kita dengan baik-baik harus
menanggung dampak yang tidak adil tersebut.
Apapun itu, hendaknya kalian tidak melihat bule sebagai kaum
superior, tidak melihat (kami) para pasangan bule sebagai pengerat isi rekening
mereka. But yes, every choices has its own
risks.
Note : bule diatas
adalah wajah bule idaman saya. Dewasa, matang, dan wajah tidak semulus
porselen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar