Senin, 27 Maret 2017

[Artikel]Orang Hebat yang Lahir dari Keluarga Sederhana

Belakangan ini banyak kita dengar tetang berita berita anak spektakuler yg mempunyai prestasi di bidang pendidikkan yang berasal dari keluarga sederhana bahkan bisa di kategorikan sebagai keluarga kurang mampu. Salah satu contoh adalah Reini anak dari seorang tukan becak yg ini menjadi lulusan terbaik Jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Negeri Semarang (Unnes) dengan IPK 3,96.(Sumber ; http://news.liputan6.com/read/2062384/kisah-raeni-si-anak-tukang-becak-kejar-ilmu-hingga-inggris

Tak jauh beda dengan Reini, Devi Triasari  juga berasal dari dari keluarga yg kurang mampu, ayahnya seorang petani dan ibunya seorang PRT (Assistant Rumah Tangga) Namum Devi Triasari berhasil membuktikan dengan menjadi lulusan terbaik  di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Solo, Jawa Tengah, tahun 2015 dengan indeks Prestasi Komulatif Devi mencapai 3,99 dengan hanya satu nilai B di mata kuliah Perancangan Kontrak.
(Sumber ; http://www.suara.com/news/2015/05/31/165428/devi-triasari-anak-tani-dan-prt-jadi-lulusan-terbaik-uns).
 

Dan saya adalah salah seorang yg beruntung, kenapa saya mengatakan jika saya salah seorang yg beruntung?ya, Saya beruntung karna saya tidak hanya dapat membaca tentang cerita orang hebat dari keluarga sederhana yg di kabarkan di media masa, akan tetapi saya juga dapat menyaksikan secara nyata kisah tersebut.

Para pembaca blog Dua Renjana,yg senantiasa mengikuti dan membaca blog Dua Renaja tentu mengetahui siapa penulis tetap pada blog ini, selain saya? Prisca, Prisca adalah teman atau sahabat saya, kami bertemu di perusahaan dimana saya bekerja, dia juga merupakan salah satu inspirasi juga guru yg mendorong saya untuk menulis dan belajar Bahasa Asing.


Prisca adalah wanita muda dengan tingkat kecerdasan diatas rata rata, ia lulusan ilmu matematika dari Universitas Negeri Malang, ia juga menguasai 2 Bahasa, Bahasa Inggris dan Korea.

Kebetulan kemaren saya di ajak berkunjung ke rumahnya di daerah Pandaan Jawa Timur, ya sekitar 2 jam perjalanan dari rumah saya di Sidoarjo.
Tanpa berpikir panjangan saya menerima tawarannya, karna kebetulan hati saya lagi galau, dan kelihatannya saya butuh refresing.

Rumah sederhana dengan luas 10x15 meter ini di tinggalin 1 keluarga yg terdiri dari 6 orang (Ayah, ibu, nenek dan 3 anak). Ayah Prisca seorang guru di sebuah SMP negeri tak jauh dari rumahnya, sejak dia mengenyam bangku sekolah selalu berprestasi dengan mendapatkan ranking atau peringkat pertama di sekolahnya, Apalagi kecakapan dalam pelajaran menghitungnya yang selalu mendapatkan nilai sempurna 10 pada raport,dari sekolah dasar hingga lulus perkuliahan (mendapatkan nilai A).

Wanita berparas manis ini, pertama kali mengenal dan belajar Bahasa, sejak duduk di bangku kelas 4 SD, menurutnya belajar Bahasa inggris sangatlah mengasyikan, ditambah lagi dia juga memiliki cita cita ingin mengenal dan mempelajari pola pikir Negara di luar Indonesia, alhasil di usianya yg baru menginjak 15 th, ia sudah mahir untuk berbicara menggunakan Bahasa Inggris.


di Th 2009 ia memulai debut pertamanya di bangku perkuliahan,lulus melalui jalur test Nasional, jurusan yg di pilih pun bukan jurusan ecek ecek, namun jurusan yg peminatnya banyak yaitu pendidikan Matematika Universitas Negri Malang. Disinilah awal mula ia belajar Bahasa Korea, di karenakan kegemarannya terhadap film dan artis korea, ini yg membuat dia tertarik untuk mempelajari Bahasa Korea agar dapat berkomunikasi dengan orang Korea syukur syukur cita citanya yg menginginkan mendapatkan jodoh orang Korea tercapai, kebetulan juga di Universitas tersebut terdapat club lab Bahasa, yg sering mendatangkan bule bule mancanegara termasuk bule Korea, sehingga dari situ ia seperti mendapatkan fasilitas atau jembatan dalam memperlancar berbahasa Korea.

Di tengah perkuliahan, kalau tidak salah infomasi di semester tujuh ia sudah menjadi guru private Bahasa Korea dan Matematika di suatu LBH di Malang, "Wah, Hebatnyaaa!!!" di usianya yg masih menginjak umur 20 an dia pernah berkata jika nanti bukan dia yang mencari pekerjaan, namun pekerjaan lah yg mencari dia. it is to be Realita.
Hari ini dia menjadi teman sekantorku bukan karna dia mengemis pekerjaan namun di karenakan perusahaan mencari seorang ahli yg menguasai Bahasa Inggris dan Bahasa Korea.

Pembuktian pembuktian ini, merupakan gambaran atau pembenaran bahwa kehidupan yg kurang mampu tidak menghalangi seseorang untuk meraihi kesuksesan, dengan berbekal kemauan tinggi dan tekad pantang menyerah mereka menjadi inspirasi tidak ada yg tidak mungkin di dunia ini.




Br/Pr








Tidak ada komentar:

Posting Komentar