Hari ini aku mau sedikit membahas tentang puisi kontrofersi Neno Warisman yg sedang viral di media social dan menimbulkan banyak pro dan contra.
Acara Munajat tgl 21.2.2019 di Monas yg di laksanakan ketua MUI DKI Jakart Bersama ketua alumni 212 ini meninggalkan banyak sekali pertanyaan pada kita semua salah satunya kalimat
dalm puisi Neno Warisman yang seakan "mengancam sang pencipta"
Usut punya usut ternya Neno mengutip dari doa yg di panjatkan Nabi saat perang Badar.
Karna penasaran aku coba browsing di internet tentang kalimat doa Neno yg katanya mengutip doa Nabi yg di dokumentasikan pada hadist dan juga aku cari doa Nabi guna membandingkan , apakah benar sama seperti doa yg di panjatkan Nabi saat perang Bandar.
Ternyata setelah aku baca saya tidak menemukan perbedaan makna pada kedua kalimat
coba kalian perhatikan gaess kalimat di bawah ini :
Ya Allah, penuhilah apa yang Kaujanjikan kepadaku. Ya Allah, berikanlah apa yang Kaujanjikan kepadaku. Ya Allah, jika Kaubinasakan kelompok Islam ini, Engkau takkan lagi disembah di bumi.”
Doa Nabi saat perang badar
Engkau tidak lagi di sembah oleh bumi
kata kata yag saya garis bawahi di atas menurutku bukan kata yg bernada ancaman melainkan sebab akibat ketika yg di janjikan oleh Allah tidak terwujud atau tidak terwujudnya janji akan mengakibatkan hingga membinasakan kelompok Islam tersebut Nabi berpendapat tak akan ada lagi yang menyembah Allah di bumi (ini adalah kalimat sebab akibat dimana akan ada reaksi yg di timbukan oleh aksi yg di lakukan)
Seolah olah Nabi sedang menagih janji ke Allah
Menangkan kami ya Allah..kami takut kalou kami kalah tidak ada lagi yg menyembahmu.
Doa Neno Warisman saat munajat 212
Sekarang kita coba telaka kata kata puisi Neno Warisman
Menangkan kamu = ini kata harapan/ meminta ke Allah.
Kami taku jika kamu kalah = ini adalah ketakutan pada harapan untuk sebuah kemenangan yg nantinya menimbulkan kalimat selanjutnya itu bernada ancaman karna tak ada yg di janjikan oleh Allah
Seolah olah memberi ancaman ke Allah,
Bedakan gaessss? Jadi menurutku ini bukan masalah siapa yg dikutip dimana saat itu nabi memanjatkan doa pada perang Badar sehingga Neno mempunyai alibi untuk membenarkan apa yang ia tuliskan sebagai doa.
Aku tidak tau apa di balik maksud puisi yg di tuliskan ini apakah dia bermaksut memprofokasi rival dalam pemilu atau ingin membangun sebuah reflexion negative pengikut yg datang ke acara tersebut terhadap rivalnya yg kebetulan adalah pihak petahana dimana dengan cara ini sedikit demi sedikit kepercayaan masyarakat terhadap petahana luntur mungkin. i don't know what are her do ?
Menurutku jika mereka menganggap sama itu adalah sebuah kebodohan dalam menerjemahkan sebuah kalimat yg bisa berakibat mengancap Persatuan dan klo pun ini sengajaan ini adalah strategy terburuk yg pernah aku lihat mereka mencoba membangunkan sekali lagi macan (rakyat Indonesia) sama seperti saat macan ini menggulingkan jaman order baru dengan isu isu profokatif.
Aku hanya ingin kalian semua berpikir secara cerdas tidak terpengaruh terhadap isu isu yg belakangan ini sedang terjadi apalagi sampai timbul rasa kebencian di diri kalian terhadap salah satu paslon cawapres 2019 karena menurutku kedua orang ini baik hanya saja tahun ini adalah tahun kompetis sehingga semua tindakan akan di soroti negative oleh rivalnya
Kalian tidak boleh terpecah belah kita semua adalah saudara mau kafir atau tidak saat Indonesia terinjak maka di situlah nyawa kita di pertaruhkan disitulah darah kita tumpahkan demi menjaga kehormatan bangsa ini. Terima kasih
Note terahkir : Jangan pernah samakan dosa Orde Lama dengan dosa masa pemerintahan ini.
Br/Pr
Tidak ada komentar:
Posting Komentar