Jauh, yg tak mampu kurasa,
Getir sakit, yg mencoba menikmati perjalanan.
Caci maki terlontar bagai karunia Indah
Aku pun tersungkur dan bertanya di kakiMu
apa yg Kau rencanakan?
Menciptakan sampah yg penuh dengan borok,
lalu membuangnya ke dunia.
Tempat berkumpulnya ketidak adilan.
hingga ia pun tertunduk,bukan karna penyesalan.
Namun, karna ia sedang menahan sembilu pedih yang memenuhi tubuhnya.
Tak ada pilihan, semua hanyalah penghakiman tanpa perlawanan.
hukuman tanpa bela diri. Hanya tekad bulatnyalah yg membuat ia bertahan, berjalan dan berlari.
karna di belakangnya ia sadar ada tempat dimana ia merasa nyaman,
tempat dimana menunggunya pulang, tempat dimana saat ia kembali semua orang tersenyum padanya, Tempat berhenti sejenak dari sesaknya kemunafikan dan kerasnya dunia.
Br/Pr
Tidak ada komentar:
Posting Komentar