Minggu, 15 Januari 2017

[History] Boso Walikan Kera Ngalam



This might be the first article to be published and I will write it in Indonesian. This week theme is about history.

Pernah berkunjung ke Kota Malang? Atau pernah tinggal di Kota Malang? Pasti pernah tahu bahasa asli orang Malang dong. Arema (arek Malang) menyebutnya boso walikan. Boso walikan yang artinya bahasa dibalik ini salah satu identitas orang Malang.


Meski tidak tinggal di Malang lagi, saya dirumah terbiasa menggunakan bahasa yang diucapkan terbalik ini. Karena papa yang asli Malang dan saya yang pernah tinggal di Malang selama 6 tahun, membuat lidah ini sudah secara otomatis mengucap bahasa yang dibalik ini. 

But do you know when this is started? 


Ceritanya, Kota Malang di jaman penjajahan dulu merupakan salah satu kota yang penting setelah Surabaya. Letaknya yang strategis membuat Kota Malang ditunjuk menjadi garnisun pada jaman penjajahan. Bahasa yang dipergunakan kala itu tentu saja Bahasa Jawa, Bahasa Indonesia dan Bahasa Belanda. Menurut sejarah, di tahun 1949 penggunaan bahasa ini pada  digunakan sebagai bahasa sandi. Kala itu banyak orang Malang yang menjadi mata-mata Belanda, sehingga para pejuang memutuskan untuk menggunakan bahasa sandi yang hanya mereka ketahui sendiri. 

Bahasanya dibalik dari bahasa apa?  

Bahasanya dibalik dari Bahasa Jawa maupun Bahasa Indonesia. Tidak semua kata bisa dibalik dan memang hanya orang Malang asli yang paham betul bagaimana menggunakannya. Meskipun menggunakan Bahasa Jawa, tidak semua orang Jawa bisa membaliknya dengan mudah selihai orang Malang sendiri. Karena mengucapkan hal seperti itu seolah butuh kamus tersendiri dan kebiasaan. 

Contoh penggunaan boso walikan :

Ker, ayok nakam oges lecep dek rasap! Ewul ayas’ (Rek, ayo makan sego pecel dek pasar! Luwe saya = Rek, ayo makan nasi pecel di pasar! Saya lapar)

Kane lop’ (Enak pol = enak banget)

Laham. Ora odis wes’ (mahal, ora sido wes = mahal, nggak jadi deh)

Ayas ladub nang omah e umak sek yo. Ojok lali kewud e digowo’ (saya budal nang omah e kamu sek yo. Ojok lali duwek e digowo = Saya berangkat ke rumah kamu dulu ya. Jangan lupa uangnya dibawa)

Dari beberapa penggunaan diatas, beberapa kata di ambil dari Bahasa  Indonesia, dan tidak semua Bahasa Jawa bisa dibalik seenaknya. Karena tidak ada pakem dalam penggunaan bahasa ini. Yang bisa menggunakannya siapa? Ya orang Malang sendiri.

Kapan menggunakan bahasa ini?

Seperti tujuannya yang menjadi bahasa sandi, kera ngalam menggunakannya sehari-hari terutama ketika mereka keluar kota Malang. You know, kadang kita menggunakan ‘kode rahasian’ ketika berbicara ditempat asing dengan tujuan membicarakan apapun yang berhubungan dengan tempat asing tersebut tanpa orang asing tersebut sadar kalau kita sedang membicarakannya kan? Oke, make it short, digunakan ketika nyinyir. #becanda

Bangga menjadi bagian dari kota ini. Wes yo, ayas ladub soda sek. See you on next post.

Pr/Br

Tidak ada komentar:

Posting Komentar