This might be the
first article to be published and I will write it in Indonesian. This week
theme is about history.
Pernah berkunjung ke Kota Malang? Atau pernah tinggal di
Kota Malang? Pasti pernah tahu bahasa asli orang Malang dong. Arema (arek
Malang) menyebutnya boso walikan. Boso walikan yang artinya bahasa dibalik ini
salah satu identitas orang Malang.
Meski tidak tinggal di Malang lagi, saya dirumah terbiasa
menggunakan bahasa yang diucapkan terbalik ini. Karena papa yang asli Malang dan
saya yang pernah tinggal di Malang selama 6 tahun, membuat lidah ini sudah
secara otomatis mengucap bahasa yang dibalik ini.
But do you know when this is started?
Ceritanya, Kota Malang di jaman penjajahan dulu merupakan
salah satu kota yang penting setelah Surabaya. Letaknya yang strategis membuat
Kota Malang ditunjuk menjadi garnisun pada jaman penjajahan. Bahasa yang
dipergunakan kala itu tentu saja Bahasa Jawa, Bahasa Indonesia dan Bahasa
Belanda. Menurut sejarah, di tahun 1949 penggunaan bahasa ini
pada digunakan sebagai bahasa sandi. Kala itu banyak orang Malang
yang menjadi mata-mata Belanda, sehingga para pejuang memutuskan untuk menggunakan
bahasa sandi yang hanya mereka ketahui sendiri.
Bahasanya dibalik
dari bahasa apa?
Bahasanya dibalik dari Bahasa Jawa maupun Bahasa Indonesia.
Tidak semua kata bisa dibalik dan memang hanya orang Malang asli yang paham
betul bagaimana menggunakannya. Meskipun menggunakan Bahasa Jawa, tidak semua
orang Jawa bisa membaliknya dengan mudah selihai orang Malang sendiri. Karena
mengucapkan hal seperti itu seolah butuh kamus tersendiri dan kebiasaan.
Contoh penggunaan boso
walikan :
‘Ker, ayok nakam oges lecep dek rasap! Ewul ayas’ (Rek, ayo makan sego
pecel dek pasar! Luwe saya = Rek, ayo makan nasi pecel di pasar! Saya lapar)
‘Kane lop’ (Enak pol = enak banget)
‘Laham. Ora odis wes’ (mahal, ora sido wes = mahal, nggak
jadi deh)
‘Ayas ladub nang omah e umak sek yo. Ojok lali kewud e
digowo’ (saya budal nang omah e kamu sek yo. Ojok lali duwek e digowo = Saya
berangkat ke rumah kamu dulu ya. Jangan lupa uangnya dibawa)
Dari beberapa penggunaan diatas, beberapa kata di ambil dari
Bahasa Indonesia, dan tidak semua Bahasa
Jawa bisa dibalik seenaknya. Karena tidak ada pakem dalam penggunaan bahasa
ini. Yang bisa menggunakannya siapa? Ya orang Malang sendiri.
Kapan menggunakan
bahasa ini?
Seperti tujuannya yang menjadi bahasa sandi, kera ngalam
menggunakannya sehari-hari terutama ketika mereka keluar kota Malang. You know, kadang kita menggunakan ‘kode
rahasian’ ketika berbicara ditempat asing dengan tujuan membicarakan apapun
yang berhubungan dengan tempat asing tersebut tanpa orang asing tersebut sadar
kalau kita sedang membicarakannya kan? Oke, make
it short, digunakan ketika nyinyir. #becanda
Bangga menjadi bagian dari kota ini. Wes yo, ayas ladub soda sek. See you on next post.
Pr/Br
Tidak ada komentar:
Posting Komentar