Wanita ini bernama Sinarsih dia adalah seorang ibu rumah tangga yang memiliki Usaha sampingan sebagai penjahit Amatir, kita kebetulan bertemu di pinggiran Jalan karena ibu Sinarsih sedang meunggu anaknya yang sedang mencari tukan tembel ban sepeda motor yang masih buka di malam dinihari itu, dari pada ibunya cepe jalan anaknya menitipkan kepada saya yang kebetulan sedang nonggkrong di warung pingir trotoar jalan raya.
Tak perlu waktu lama ibu Sinarsih langsung akrab dengan saya lalu
di tengah tengah perbincangan hangat tersebut, sambil menatap teh panas yang baru saja di pesan ia mulai bercerita tentang kelamnya kehidupannya, sejak di tinggal ayahnya yg meningga saat berumur 6 th kehidupannya beratnya dimulai, ibunya yg kebetulan adalah seorang putri makota dari kerajaan Malang tak terbiasa dengan kehidpuan mandiri dan tak mampu berbuat banyak untuk membahagiakan ke 4 anaknya apalagi anak laki lakinya yg terahkir suka menghambur hamburkan uang untuk hal hal yang tidak baikk seperti judi, berkali kali pindah sekolah hanya karna perkara bertengkar dengan temannya di Sekolah dan minum minuman keras setiap malam dengan teman temannya mempercepat hancurnya kehidupan keluarga merka.
Sepeninggal ayahnya ibu sekeluarga pindah ke Surabaya dari Bima NTB tempat penempatan kerja Ayahnya, di Surabaya mereka menyewa sebuah rumah kecil dengan tujuan menghemat biaya hidup, ibu Sinarsih melanjutkan sekolah dengan ke dua anak yang lain, setelah ibu Sunarsih, ibunya yg tidak bekerja sering menyuruh ibu Sunarsih dan adik perempuannya meminta minta ke teman teman ibunya untuk biaya makan dan uang jajan adiknya terahkirnya suasana tak terkendali ketika adik terahkirnya yg suka hura hura meminta uang sambil mengancam bunuh diri bila permintaan nya tidak segera di penuhi
Lulus dari Sekolah Dasar karena uang tinggalan Ayahnnya sudah semakin menipis ahkirnya ibu Sunarsih di titipkan di kakak dari suami ibunya di sukabumi.
Di Sukabumi ibu Sunarsih di perlakukan bukan sebagai pembantu rumah tangga yang harus bangun lebih pagi dari tuannya untuk menyelesaikan pekerjaan rumah (bersih bersih rumah) klo tidak adik ayahnya akan marah dan sampai sampai jika marahnya memuncak ibu Sunarsih tidak di beri sarapan pagi.
Disini ibu Sunarsih merasahkan kerasnya jadi anak rantau yg jika ia bersedih ia tidak punya tempat untuk mengeluh tidak punya biaya untuk pulang, ibu Sunarsih tidak punya teman dekat di sekolah karena perbedaan Bahasa dan waktu santai yg tidak ada, karena sehabis pulang sekolah ibu Sunarsih di haruskan pulang untuk kembali membatu menyelesaikan pekerjaan di rumah saudaranya tersebut
Kejadian ini terjadi terus menerus selama 6 th sampai ia menyelesaikan sekolahnya
(Bersanbung)
Br/Pr
Tidak ada komentar:
Posting Komentar