Minggu, 22 September 2019

Putus asa

                Ada teman lama ku yang saat ini bisa berhasil Survive menghadapi kerasnya kehidupan kota ini tiba tiba menyapaku lewat WA dan meminta untuk bertemu.
                Ya, tepatnya semalam aku menyempatkan diri untuk menerima undangan bertemu, di sebuah café bukan di warung biasanya, katanya dia ingin menunjukan sekaligus menghormati aku tamu istimewa menurutnya.
                 Aku ingat dua tahun lalu ia menggunakan sepeda motor bebek honda grand, jauh dari kata terawat dimana selebor bagian depan sepeda patah dan penampakanya yang kotor penuh debu ia juga menggunakan jaket kerjanya berwarna hijau saat itu dia bekerja sebai driver ojek online, kita berdua nongkrong di warung pinggir rel kereta api.
                  Di café itu dia bercerita bagaimana kerja kerasnya untuk bisa meraih kesuksesannya saat ini, sebagai informasi saja dia sekarang memiliki tempat kursus Bahasa Inggris dan Mandarin yang lumayan banyak muridnya di karenakan metode pengajaran menurut custemernya nyaman dan harga terjangkau.

Disela sela perbincangan dia juga mengucapkan banyak terima kasih, karena baginya aku adalah inspirasi dia di saat 2 tahun lalu tidak tau harus bagaimana dengan hidpunya dan pasrah dengan keadaannya saat itu, akan tetapi reuni SMU menjadi jembatan pertemuan ku dan dia di karenakan kehidupanku saat itu menjadikan semangat baru bagi hidupnya untuk kembali fighting (menantang kembali dunia).

Mendengar ucapannya sambil terseyum aku bergumam dalam hati, km tidak tau aja saat ini aku sedang dalam keputus asaan dimana aku kehilangan tujuan hidup, kehilangan semangatku untuk fighting dan di landa rasa kejenuan terhadap rutinitas yang aku jalani selama ini ibaratnya saat ini aku sedang memperjuangkan sesuatu dimana peluang untuk mendapatkannya tidak ada , terus terang aku terkurung oleh kotak  dan terjatuh saat aku mencoba melompat mengapainya tapi ku terbentur sangat keras oleh atap kotak buatanku sendiri.

I GIVE UP Maybe.

Aku tidak pernah menyalahkan siapa siapa atas apa yang aku alami saat ini, aku tidak pernah mengumpat atas nasib burukku, aku selalu berjuang dari angka 0, aku push terus diriku sampai mungkin melewati batas kemampuan yang selama ini tak satu pun orang menduga apa lagi saat… (maaf tak bisa ku teruskan ceritanya, karna aku tidak mengambing hitamkan seseorang untuk keadaan buruk ku ini)

Aku tak tau bagaiman cara bangkit sekarang, aku kehilangan banyak tenaga dan bisa di bilang aku kehilangan harapanku, aku berhenti di sepertiga perjalananku melewati Lorong yang gelap itu, bukan karna aku tak bisa meneruskan perjalanan akan tetapi cahaya di depan sana yang menuntunku pergi entah kemana



Br/Pr








Tidak ada komentar:

Posting Komentar